Empat keterampilan
berbahasa baik lisan (menyimak dan berbicara) maupun tulis (membaca dan
menulis) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Satu keterampilan akan
mendukung keterampilan yang lainnya. Hubungan antarragam bahasa (ragam lisan
atau ragam tulis) lebih erat dibandingkan hubungan keterampilan antarsifat
(reseptif atau produktif). Contohnya menyimak dengan berbicara lebih erat
dibandingkan hubungan menyimak dan membaca atau menulis. Hubungan keterampilan
pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung, sedangkan hubungan
keterampilan pada sifat yang berbeda hubungannya adalah tidak langsung.
A. Hubungan
Menyimak dengan Berbicara
Menyimak dan
berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung. Menyimak
bersifat reseptif, sedangkan berbicara bersifat produktif. Misalnya, komunikasi
yang terjadi antar teman, antara pembeli dan penjual atau dalam suatu diskusi
di kelas. Dalam hal ini A berbicara dan B mendengarkan. Setelah itu giliran B
yang berbicara dan A mendengarkan. Namun ada pula dalam suatu konteks bahwa
komunikasi itu terjadi dalam situasi noninteraktif, yaitu satu pihak saja yang
berbicara dan pihak lain hanya mendengarkan. Misalnya Khotbah di masjid, dimana
pemceramah menyampaikan ceramahnya, sedangkan yang lainnya hanya mendengarkan.
Keterampilan
menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh manusia bila
dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Secara berturut-turut pemerolehan
keterampilan berbahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis. Kegiatan menyimak diawali dengan mendengarkan, dan pada akhirnya
memahami apa yang disimak. Untuk memahami isi bahan simakan diperlukan suatu
proses berikut; mendengarkan, mengidentifikasi, menginterpretasi atau
menafsirkan, memahami, menilai, dan yang terakhir menanggapi apa yang disimak.
Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan yang berbeda-beda yaitu untuk;
mendapatkan fakta, manganalisa fakta, mengevaluasi fakta, mendapat inspirasi,
menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan berbicara.
B. Hubungan
Menyimak dan Membaca
Menyimak dan
membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.
Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa ragm lisan, sedangkan membaca
merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Penyimak maupun pembaca malakukan
aktivitas pengidentifikasian terhadap unsure-unsur bahasa yang berupa suara
(menyimak), maupun berupa tulisan (membaca) yang selanjutnya diikuti diikuti
dengan proses decoding guna memperoleh pesan yang berupa konsep, ide, atau informasi.
C. Hubungan
Menyimak dan Menulis
Menyimak dan
menulis merupakan aktifitas berbahasa, dimana keterampilan menyimak bersifat
reseftif dan menulis adalah bersifat produktif, Antara menyimak dan menulis
memiliki hubungan yang erat dari menyimak suatu ujaran atau informasi dapat
menumbuhkan kreatifitas untuk menulis hasil simakan yang diperoleh.,dan
dituangkan dalam suatu karya tulisbaik itu puisi, cerpen, Prosa dll.
D. Hubungan
Membaca dan Menulis
Membaca dan
menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis adalah kegiatan
berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca adalah kegiatan yang
bersifat reseptif. Seorang penulis menyampaikan gagasan, perasaan, atau
informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya seorang pembaca mencoba memahami gagsan,
perasaan atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut.
E. Hubungan
Menulis dengan Berbicara
Berbicara
dan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Berbicara
merupakan kegiatan ragam lisan, sedangkan menulis merupakan kegiatan berbahasa
ragam tulis. Menulis pada umumnya merupakan kegiatan berbahasa tak langsung,
sedangkan berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat langsung.
Berbicara
pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi yang dalam proses itu
terjadi pemindahan pesan dari satu pihak (komunikator) ke pihak lain
(komunikan). Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah
ke dalam simbol-simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak (Abd. Gofur, 6 :
2009).
Aspek-aspek
yang dinilai pada kegiatan berbicara terdiri atas aspek kebahasaan dan
nonkebehasaan. Aspek kebahasaan terdiri atas; ucapan atau lafal, tekanan kata,
nada dan irama, persendian, kosakata atau ungkapan, dan variasi kalimat atau
struktur kalimat. Aspek nonkebahsaan terdiri atas; kelancaran, penguasaan
materi, keberanian, keramahan, ketertiban, semangat, dan sikap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar