A. Pengertian
Ada beberapa
pengertian reduplikasi menurut berbagai pakar kebahasaan, yaitu:
1.
Pengulangan adalah proses pembentukan kata dengan
mengulang bentuk dasar, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi
fonem maupun tidak.
2. Proses
pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya
maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
3. Proses
pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk
dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak,
baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak.
4.
Proses reduplikasi yaitu pengulangan satuan
gramatikal, baik selurunya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun
tidak. Hasil pengulangan disebut kata ulang, satuan yang diulang merupakan
bentuk dasar.
Reduplikasi adalah
proses pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk dasar. Ada beberapa macam
reduplikasi, sebagai berikut :
1. Kata ulang
penuh, yaitu yang diperoleh dengan mengulang seluruh bentuk dasar ; ada dua.
macam :
a. Yang bentuk
dasarnya sebuah morfem bebas, disebut dwilingga :
ibu-ibu, buku-buku, murid-murid
ibu-ibu, buku-buku, murid-murid
b.
Yang bentuk dasarnya kata berimbuhan :
ujian-ujian, kunjungan-kunjungan, persoalan-persoalan
ujian-ujian, kunjungan-kunjungan, persoalan-persoalan
2. Dwipurwa, yang
terjadi karena pengulangan suku pertama dari bentuk dasarnya :
reranting, lelaki, leluhur, tetangga, kekasih, lelembut
Di antara dwipurwa ada yang mendapat akhiran, seperti kata ulang pepohonan, rerumputan, dan tetanaman.
reranting, lelaki, leluhur, tetangga, kekasih, lelembut
Di antara dwipurwa ada yang mendapat akhiran, seperti kata ulang pepohonan, rerumputan, dan tetanaman.
3. Dwilingga
salin suara adalah dwilingga yang mengalami perubahan bunyi :
sayur-mayur, mondar-mandir, gerak-gerik, bolak-baliki,seluk-beluk, compang-camping, hingar-bingar, hiruk-pikuk, ramah-tamah, serba-serbi, serta-merta, dan lain-lain.
sayur-mayur, mondar-mandir, gerak-gerik, bolak-baliki,seluk-beluk, compang-camping, hingar-bingar, hiruk-pikuk, ramah-tamah, serba-serbi, serta-merta, dan lain-lain.
4. Kata ulang
berimbuhan :
berjalan-jalan, anak-anakan, guruh-gem uruh, rias-merias, tulis-menulis, berbalas-balasan, kekanak-kanakan, mengulur-ulur, meraba-raba, menjulur-julurkan, dan lain-lain.
berjalan-jalan, anak-anakan, guruh-gem uruh, rias-merias, tulis-menulis, berbalas-balasan, kekanak-kanakan, mengulur-ulur, meraba-raba, menjulur-julurkan, dan lain-lain.
5.
Kata ulang semu ( bentuk ini sebenarnya merupakan
kata dasar, jadi bukan hasil pengulangan atau redupikasi ) :
laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, dan empek-empek
laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, dan empek-empek
A.
Arti Reduplikasi
Reduplikasi menyatakan arti antara
lain sebagai berikut:
1. 'Jamak'
Murid-murid berkumpul di halaman sekolah. Di perpusatakaan terdapat buku-buku pelajaran.
Murid-murid berkumpul di halaman sekolah. Di perpusatakaan terdapat buku-buku pelajaran.
2. 'intensitas
kualitatif'
Anto menggandeng tangan Anti erat-erat. Baju yang dijual di toko itu bagus-bagus.
Anto menggandeng tangan Anti erat-erat. Baju yang dijual di toko itu bagus-bagus.
3. 'intensitas
kuantitatif'
Berjuta-juta penduduk Bosnia menderita akibat perang berkepanjangan. Kapal itu mengangkut beratus-ratus peti kemas.
Berjuta-juta penduduk Bosnia menderita akibat perang berkepanjangan. Kapal itu mengangkut beratus-ratus peti kemas.
4. 'intensitas
frekuentatif'
Orang itu berjalan mondar-mandir. Pada akhir bulan ini ayah pergi-pergi saja. Berkali-kali anak itu dimarahi ibunya.
Orang itu berjalan mondar-mandir. Pada akhir bulan ini ayah pergi-pergi saja. Berkali-kali anak itu dimarahi ibunya.
5. 'melemahkan'
Warna bajunya putih kehijau-hijauan. Wati tersenyum kemalu-maluan melihat calon mertuanya datang.
Warna bajunya putih kehijau-hijauan. Wati tersenyum kemalu-maluan melihat calon mertuanya datang.
6. 'bermacam-macam'
Pepohonan menghiasi puncak bukit itu. lbu membeli buah-buahan. Sayur-mayur dijual di pasar itu.
Pepohonan menghiasi puncak bukit itu. lbu membeli buah-buahan. Sayur-mayur dijual di pasar itu.
7. 'menyerupai'
Tingkah laku orang itu kekanak-kanakan. Orang-orangan dipasang di tengah sawah. Adik bermain mobil-mobilan.
Tingkah laku orang itu kekanak-kanakan. Orang-orangan dipasang di tengah sawah. Adik bermain mobil-mobilan.
8. 'resiproks
(saling)'
Mereka tolong-menolong menggarap ladang. Kedua anak itu berpukul-pukulan setelah cekcok mulut
Mereka tolong-menolong menggarap ladang. Kedua anak itu berpukul-pukulan setelah cekcok mulut
9. 'dalam
keadaan'
Dimakannya singkong itu mentah-mentah. Pada zaman jahiliyah banyak orang dikubur hidup-hidup.
Dimakannya singkong itu mentah-mentah. Pada zaman jahiliyah banyak orang dikubur hidup-hidup.
10. 'walaupun
meskipun'
Kecil-kecil, Mang Memet berani juga melawan perampok itu.
Kecil-kecil, Mang Memet berani juga melawan perampok itu.
11. 'perihal'
Ibu-ibu PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan kursus masak-memasak dan jahit-menjahit. Sekretatis di kantor kami bukan hanya menangani surat-menyurat, tetapi juga pembukuan dan daftar gaji pegawai.
Ibu-ibu PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan kursus masak-memasak dan jahit-menjahit. Sekretatis di kantor kami bukan hanya menangani surat-menyurat, tetapi juga pembukuan dan daftar gaji pegawai.
12. 'seenaknya,
semaunya atau tidak serius'
Saya melihat tiga orang remaja duduk-duduk di hawah pohon Kerjanya hanya tidur-tiduran saja. Adik membaca-baca majalah di kamar.
Saya melihat tiga orang remaja duduk-duduk di hawah pohon Kerjanya hanya tidur-tiduran saja. Adik membaca-baca majalah di kamar.
13. 'tindakan
untuk bersenang-senang'
Mereka makan-makan di restoran tadi malam
Mereka makan-makan di restoran tadi malam
B.
Ciri-Ciri Kata Ulang
Ciri-ciri kata ulang antara lain:
1.
Menimbulkan
makna gramatis.
2.
Terdiri lebih
dari satu morfem.
3.
Selalu memiliki
bentuk dasar.
4.
Pengulangan
pada umumnya tidak mengubah golongan kata atau kelas kata. Apabila suatu kata
ulang berkelas kata benda, bentuk dasarnya pun berkelas kata benda. Begitu
juga, apabila kata ulang itu berkelas kata kerja, bentuk dasarnya juga berkelas
kata kerja.
Contoh:
Kata Ulang
|
Bentuk Dasar
|
Gedung-gedung (kata benda)
|
Gedung (kata benda)
|
Sayur-sayuran (kata benda)
|
Sayur (kata benda)
|
Membaca-baca (kata kerja)
|
Membaca (kata kerja)
|
Berlari-lari (kata kerja)
|
Berlari (kata kerja)
|
Pelan-pelan (kata sifat)
|
Pelan (kata sifat)
|
Besar-besar (kata sifat)
|
Besar (kata sifat)
|
Tiga-tiga (kata bilangan)
|
Tiga (kata bilangan)
|
5.
Bentuk dasar
kata ulang selalu ada dalam pemakaian bahasa. Maksud ”dalam pemakaian bahasa”
adalah dapat dipakai dalam konteks kalimat.
Contoh:
Kata Ulang
|
Bentuk Dasar
|
Mengata-ngatakan
|
Mengatakan, bukan mengata
|
Menyatu-nyatukan
|
Menyatukan, bukan menyatu
(sebab tidak sama dengan kelas kata ulangnya)
|
Melari-larikan
|
Melarikan, bukan melari
|
Mempertunjuk-tunjukan
|
Mempertunjukkan, bukan
mempertunjuk
|
Bergerak-gerak
|
Bergerak, bukan gerak (sebab
kelas katanya berbeda dengan kata ulangnya)
|
Berdesak-desakkan
|
Berdesakan, bukan berdesak
|
- Arti bentuk dasar kata ulang selalu berhubungan dengan arti kata ulangnya. Ciri ini sebenarnya untuk menjawab persoalan bentuk kata yang secara fonemis berulang, tetapi bukan merupakan hasil proses pengulangan
Contoh:
§
Bentuk alun bukan
merupakan bentuk dasar dari kata alun-alun.
§ Bentuk undang
bukan merupakan bentuk dasar dari kata undang-undang.
C. Jenis Kata Ulang
Ada beberapa
jenis kata ulang, antara lain:
1.
Dwilingga/sempurna/sejati/murni/utuh
Kata ulang utuh yaitu kata ulang yang dibentuk dari pengulangan bentuk
dasar secara utuh. Dan yang diulang dapat berupa kata dasar maupun kata berimbuhan.
Contoh:
a. Yang diulang berupa kata dasar,
·
Jalan
jalan-jalan
·
Ciri ciri-ciri
·
Muda muda-muda
b. Yang diubah berupa kata berimbuhan,
·
Perumahan
perumahan-perumahan
·
Perkebunan
perkebunan-perkebunan
·
Kebaikan
kebaikan-kebaikan
2.
Dwilingga salin
suara
Kata ulang dwilingga salin suara yaitu kata yang dibentuk dari pengulangan
bentuk dasar yang disertai perubahan salah satu fonemnya (bisa berupa fonem
vokal maupun fonem konsonan),
a. Perubahan vokal
Contoh:
Gerak gerak-gerik balik bolak-balik
Tindak tindak-tanduk kelip kelap-kelip
Serba serba-serbi coret corat-coret
Pada contoh satu bentuk dasarnya terletak pada posisi pertama dan unsur
ulangannya terletak pada kebalikan kedua (progresif). Contoh dua merupakan
kebalikan dari yang pertama, yaitu bentuk dasar terletak pada posisi kedua,
sedangkan unsur ulangannya terletak pada posisi pertama (regresif)
b. Perubahan konsonan
Contoh:
Lauk lauk-pauk Cerai cerai-berai
Sayur sayur-mayur
Ramah ramah-tamah
Pada contoh diatas terlihat bahwa bentuk dasarnya selalu terletak pada
posisi pertama, sedangkan unsur ulangannya terletak pada posisi kedua
(progresif).
Disamping contoh a dan b terdapat pengulangan berubah bunyi yang tidak
dapat dikenali bentuk dasarnya,
Contoh:
·
Mondar-mandir
·
Hiruk-pikuk
·
Compang-camping
·
Morat-marit
·
Kocar-kacir
·
Desas-desus
3.
Dwipurwa
Kata ulang dwipurwa yaitu kata yang dibentuk dari pengulangan suku pertama
dari bentuk dasar.
Contoh:
·
Tamu tetamu
·
Tangga tetangga
·
Luhur leluhur
·
Laki lelaki
·
Jaka jejaka
·
Saji sesaji
4.
Kata ulang
berimbuhan
Yaitu kata ulang yang dibentuk dari pengulangan kata yang disertai
penambahan imbuhan (afiks).
Contoh:
Daun daun-dedaunan
Ganti ganti-berganti
Merah kemerah-merahan
Besar sebesar-besarnya
·
Dwipurwa +
kombinasi dengan imbuhan
Pohon pepohonan
Daun dedaunan
Runtuh reruntuhan
Rumput rerumputan
5.
Kata ulang
sebagian
Kata ulang sebagian yaitu kata yang dibentuk dari pengulangan sebagian dari
bentuk dasar.
Contoh:
·
Berdesakan
berdesak-desakan
·
Berjalan
berjalan-jalan
·
Menulis
menulis-nulis
·
Tumbuhan
tumbuh-tumbuhan
6.
Kata ulang semu
Kata ulang semu yaitu kata yang menurut bentuknya tergolong kata ulang,
tetapi sebenarnya bukan kata ulang sebab tidak ada dasar yang diulang.
Contoh:
·
Kupu-kupu
·
Kura-kura
·
Anai-anai
·
Rawa-rawa
·
Paru-paru
·
Alun-alun
·
Gado-gado
Sumber:
http://bahasaindonesiakusatu.blogspot.com/2013/02/morfologi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar