E. Tanda Hubung (–)
1.
|
Tanda
hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris.
|
Misalnya:
Di samping
cara-cara lama itu ada ju-
ga cara
yang baru.
|
|
Suku kata
yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
|
|
Misalnya:
Beberapa
pendapat mengenai masalah itu
telah
disampaikan ....
Walaupun
sakit, mereka tetap tidak mau
beranjak
....
atau
Beberapa
pendapat mengenai masalah
itu telah
disampaikan ....
Walaupun
sakit, mereka tetap tidak
mau
beranjak ....
bukan
Beberapa
pendapat mengenai masalah i-
tu telah
disampaikan ....
Walaupun
sakit, mereka tetap tidak ma-
u beranjak
....
|
|
2.
|
Tanda
hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran
dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
|
Misalnya:
Kini ada
cara yang baru untuk meng-
ukur
panas.
Kukuran
baru ini memudahkan kita me-
ngukur
kelapa.
Senjata ini
merupakan alat pertahan-
an yang
canggih.
|
|
Akhiran -i
tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
|
|
3.
|
Tanda
hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
|
Misalnya:
anak-anak,
berulang-ulang, kemerah-merahan.
|
|
Angka 2
sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak
dipakai pada teks karangan.
|
|
4.
|
Tanda
hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
|
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
|
|
5.
|
Tanda
hubung boleh dipakai untuk memperjelas
(i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan
(ii) penghilangan bagian kelompok kata.
|
Misalnya:
·
ber-evolusi
·
dua puluh lima-ribuan (20 x 5000)
·
tanggung jawab-dan kesetiakawanan-sosial
|
|
Bandingkan
dengan:
·
be-revolusi
·
dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25000)
·
tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial
|
|
6.
|
Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan
(i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital,
(ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap |
Misalnya
se-Indonesia,
se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X,
Menteri-Sekretaris Negara
|
|
7.
|
Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
|
Misalnya:
di-smash,
pen-tackle-an
|
F. Tanda Pisah (—)
1.
|
Tanda
pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangun kalimat.
|
Misalnya:
Kemerdekaan
bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
|
|
2.
|
Tanda
pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.
|
Misalnya:
Rangkaian
temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah
mengubah persepsi kita tentang alam semesta.
|
|
3.
|
Tanda
pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti 'sampai ke'
atau 'sampai dengan'.
|
Misalnya:
1910—1945
tanggal
5—10 April 1970
Jakarta—Bandung
|
Catatan:
Dalam
pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi
sebelum dan sesudahnya.
|
G. Tanda Elipsis (...)
1.
|
Tanda
elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
|
Misalnya:
·
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
|
|
2.
|
Tanda
elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
|
Misalnya:
·
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih
lanjut.
|
Catatan:
Jika
bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah
titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai
akhir kalimat.
Misalnya:
Dalam
tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
|
H. Tanda Tanya (?)
1.
|
Tanda
tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
|
Misalnya:
·
Kapan ia berangkat?
·
Saudara tahu, bukan?
|
|
2.
|
Tanda
tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
|
Misalnya:
·
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
·
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
|
I. Tanda Seru (!)
Tanda seru
dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang
kuat.
|
Misalnya:
·
Alangkah seramnya peristiwa itu!
·
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
·
Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan
anak-istrinya!
·
Merdeka!
|
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar