Suatu proses pembelajaran yang menarik dapat memberikan efek
akibat terhadap para siswa. Efek yang ditimbulkan setidaknya banyak dipengaruhi
oleh strategi pengajaran
yang digunakan. Dimana kompetensi guru harus memiliki
kemampuan dan ketepatan dalam merancang strategi pembelajaran dalam memoles
siswa-siswanya. Seorang guru yang baik akan merancang
dan menyiasati rencana pengajarannya sebelum mengajar.
Dengan tujuan agar sang anak didik mampu dengan mudah memahami serta menyerap
pengetahuan yang diajarkan oleh guru dan membangkitkan minat dan semangat
belajar para siswa.
Strategi mengajar dapat dikatakan berhasil bila guru dapat
menciptakan momen spesial siswa. Hal ini seperti
diungkapakn oleh Munif Chatib dan Alamsyah Said dalam bukunya “Sekolah
anak-anak juara berbasis kecerdasan jamak dan pendidikan berkeadilan”.
Special moment atau momen spesial siswa adalah waktu-waktu
khusus ketika siswa mengalami lompatan kemauan dalam interaksi
belajar-mengajar. Lompatan kemauan dapat berupa kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas atau keberhasilan siswa mengubah
perilaku dan akhlak buruknya menjadi lebih baik.
Salah satu tantangan guru dalam menciptakan momen spesial
siswa adalah membangkitkan minat siswa untuk gemar membaca. Perkembangan dan
minat baca para siswa saat ini sangat memprihatinkan.
Rendahnya minat baca pada siswa menjadikan kebiasaan membaca yang
rendah. Padahal minat membaca merupakan sumber motivasi kuat
bagi siswa agar ingin
membaca. Kedudukan minat dalam membaca menduduki peringkat
teratas, karena tanpa minat seseorang akan sulit melakukan kegiatan membaca.
Bila siswa sudah mempunyai minat membaca, mereka akan mewujudkan
keinginannya dengan berusaha mencari bahan bacaan dan kemudian membacanya atas
kesadaran sendiri
Peranan guru dalam meningkatkan minat baca siswa adalah
sebagai creator, motivator, dinamisator, supervisor, counselor dan evaluator.
Menjadi creator karena seorang guru harus lebih kreatif untuk
merangsang minat baca para siswanya. Kreativitas dalam diri seorang
guru terbentang dari kreatif dalam mengajar. Guru yang kreatif
terkadang malah tidak merasa dirinya ‘kreatif’ yang ada ia dalam keseharian
selalu merasa ‘haus’ untuk
memberikan strategi mengajar yang terbaik. Cara terbaik merasakan diri
kreativitas dalam diri seorang guru adalah jika siswa senang dan fokus saat
seorang guru sedang mengajar. Ciri lainnya siswa katakan “yaaaa…”
saat guru mengakhiri pembelajaran. Ini menandakan bahwa
sebenarnya mereka masih enjoy belajar. Kreatif membutuhkan
antusiasme dan guru menempatkan diri dalam diri siswa.
Menjadi motivator karena guru harus menjadi
seseorang yang selalu mendorong dan memotivasi anak untuk mewujudkan minat baca
yang tinggi. Sebagai dinamisator karena guru
mengatur dan mengelola semua kegiatan membaca anak dengan mendinamiskan seluruh
bacaan yang ada.
Sebagai supervisor karena guru mengawasi proses membaca anak, baik
dalam jarak dekat maupun jarak jauh agar anak selalu merasa ada yang
mengawasinya. Sedangkan sebagai counselor karena guru
memberikan petunjuk-petunjuk untuk menciptakan suasana psikologis yang kondusif
demi terwujudnya jiwa, semangat dan motivasi dalam membaca yang optimal. Guru juga sebagai evaluator
karena guru memberikan respon terhadap seluruh kegiatan membaca anak dan
menilai hasil bacaan anak dengan memberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil
pemahaman terhadap yang dibacanya.
Bila siswa ingin mencintai buku maka mereka harus terbiasa
berinteraksi dengan buku. Salah satu contohnya seperti yang
diterapkan di St Peter’s Catholic Primary School Rochedale Brisbane, queensland,
Australia. Setiap seminggu sekali para siswanya mempunyai tugas show
and tell. Mereka akan bercerita selama 15 menit di depan
kelas. Ceritanya boleh tentang apa saja. Siswa dapat
bercerita tentang pengalamannya atau dari buku yang mereka baca.
Lalu setiap minggu juga ada jadwal berkunjung ke perpustakaan.
Setiap siswa wajib meminjam buku. Bukunya wajib dibaca karena guru
akan menanyakan isi buku tersebut.
Tugas serupa juga diterapkan oleh salah seorang guru bahasa
Indonesia kelas 2 Dahan SD Alam dan Sains Al-Jannah, Jakarta. Siswanya
begitu rajin, rutin, bersemangat dan ramai berkunjung ke perpustakaan
sekolah. Sang ibu guru memberikan tugas, dimana anak harus
membaca buku untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Kemampuan dan ketepatan sang guru dalam merancang strategi pembelajaran membuat
para siswanya senang belajar dan membaca. Prosedur aktivitas
belajar yang diperinci secara jelas dalam bentuk urutan-urutan kegiatan telah
menghasilkan akibat. Yakni para siswa senang berkunjung ke
perpustakaan. Satu hal yang perlu dipahami adalah sangat
sulit, atau hampir tidak mungkin mengajak siswa rajin ke perpustakaan bila sang
guru hanya melakukan strategi pembelajaran dengan metode ceramah.
Begitu besar peran seorang guru dalam membangkitkan minat
baca siswa. Guru harus membuat rencana strategi pengajaran yang tepat
sehingga tujuannya dapat tercapai. Karena membiasakan siswa
membaca merupakan hal positif, dimana mereka dapat menambah pengetahuan dan
wawasan dalam berbagai hal.
Referensi
:
Chatib,
Munif dan Alamsyah Said. Sekolah anak-anak juara : berbasis kecerdasan jamak
dan pendidikan berkeadilan. Bandung : Kaifa, 2012.
Majalah
Bobo, 19 April 2012. “Mengintip SD di luar negeri”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar