1. Hakikat Berbicara sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa
Keterampilan
berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Peserta didik harus menguasai keempat aspek tersebut
agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa
di sekolah tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi peserta didik
dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai
alat untuk berkomunikasi.
Berbicara
merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif,
artinya suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyampaikan gagasan,
pikiran atau perasaan sehingga gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran pembicara
dapat dipahami orang lain. Berbicara berarti mengemukakan ide atau pesan lisan
secara aktif melalui lambang-lambang bunyi agar terjadi kegiatan komunikasi
antara penutur dan mitra tutur. Memang setiap orang dikodratkan untuk bisa
berbicara atau berkomunikasi secara lisan, tetapi tidak semua memiliki
keterampilan untuk berbicara secara baik dan benar. Oleh karena itu, pelajaran
berbicara seharusnya mendapat perhatian dalam pengajaran keterampilan berbahasa
di sekolah dasar.
Berbicara
diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan, serta
perasaan (Tarigan, 1983:14). Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu
sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible)
yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan
gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk
perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,
neurologis,semantik, dan linguistik.
Setiap
kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan.
Menurut Tarigan (1983:15) tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi.
Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya sang pembicara
memahami makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus mampu
mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui
prinsip-prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara
umum maupun perorangan. Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuan pembicaraan
biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu (1) menghibur, (2)
menginformasikan, (3) menstimulasi, (4) meyakinkan, dan 5) menggerakkan.
Pentingnya
keterampilan berbicara atau bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan oleh
Supriyadi (2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara
yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan
sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu. Sedangkan,
keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat
pertanyaa-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan
mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan peserta didik
berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain.
2. Ragam Berbicara
a. Pidato
Pidato adalah kegiatan berbicara satu arah di depan
umum untuk menyampaikan pikiran atau gagasan atau gambaran kepada pendengar
yang disampaikan dalam situasi formal ataupun non formal melalui rangkaian kata
yang tersusun sistematis dengan bahasa lisan sebagai media utama yang bertujuan
memberi pamahaman atau informasi dengan rasa percaya diri untuk mempengaruhi
pendengar agar mengikuti ajakan pembicara secara sukarela.
Pidato merupakan penampilan diri seseorang
di hadapaan pendengar untuk menyampaikan isi hati atau buah pikiran dengan
rangkaian kata-kata dengan harapan agar pendengar tergugah hati nuraninya dan
tergerak pikirannya. Pidato merupakan bentuk wicara individual yang banyak
ragamnya.
·
Manfaat Teks Pidato
1) Kita dapat menyam,paikan gagasan
dengan tertib/baik teratur dan lancar
2) kita
dapat menyampaikan gagasan dengan bahasa yang baik dan benar, mudah dipahami dan sesuai dengan kemampuan
pendengar
3) kita
dapat menghindari kekurangan/kealpaan
4) kita
memiliki bukti autentik bila sewaktu-waktu diperlukan.
·
Petunjuk Menyusun Teks Pidato
1). Menentukan Tema
Tema adalah materi pidato yang harus
dipilih sebelum membuat naskah pidato. Contoh tema : religius, lingkungan,
masyarakat, sosial, pendidikan, dll..
2). Menentukan Lama Pidato
Tentukan berapa lama waktumu untuk
berpidato nanti. Banyak naskah harus sebanding dengan lama pidatonya agar
pada saat menyampaikan pidato nanti tidak molor (kelebihan) atau malah
terlalu cepat
3). Susun Kerangka Pidato
Kerangka diurutkan sedemikian rupa
a. Salam
Pembuka
Salam pembuka berisi sapaan kepada
yang hadir dalam acara tersebut dimulai dari yang paling tinggi
kedudukannya hingga yang paling rendah secara berurutan
b. Pendahuluan
Pendahuluan berisi ucapan syukur
pada Tuhan Yang Maha Esa
c. Isi Pokok
Isi pokok berisi dari inti pidato
tersebut
d. Simpulan
Simpulan berisi dari kesimpulan inti
pidato tersebut
e. Harapan-
Harapan
Harapan-harapan berisi dampak
positif yang diharapkan terjadi pada pendengar pidato setelah mendengar
pidato tersbut
f. Penutup
Berisi ucapan terima kasih, meminta
maaf, dan salam penutup
4). Mengembangkan Kerangka
Pengembangan kerangka dilakukan dengan menguraikan pokok-pokok masalah
kerangka karangan menjadi kalimat-kalimat ke paragraf-paragraf. Kembangkanlah
sesuai tema yang kamu tentukan
·
Membacakan Teks Pidato
1). masalah
artikulasi harus benar-benar diperhatikan dan harus jelas karena dapat membantu
makna kata dan makna bahasa.
2). masalah
intonasi dan aksentuasi. intonasi jangan monoton
3). masalah
pause(perhentian). jeda atau perhatian itu menandai tempat berhenti atau
pengambilan napas, maka harus tepat jika tidak akan mengganggu makna
·
Metode Berpidato
Ada 4 metode yang lazim dipergunakan dalam berpidato, yaitu sebagai Berikut
1. Metode Impromtu
Pidato dilakukan secara spontan tanpa persiapan sama sekali. Hanya yang
dipandang mampu, ahli, atau berpengalaman yang biasanya diminta untuk menyampaikan
dengan metode ini
2. Metode Menghafal
Pidato dilakukan dengan menghafalkan teks/naskah yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Kelemahan cara ini, orator harus banyak meluangkan waktu. Selain
itu, orator menjadi kurang komunikatif dan tidak bisa fleksibel mengikuti
perkernbangan situasi
3. Metode Naskah
Pidato dilakukan dengan membacakan naskah yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Biasanya dipergunakan untuk pidato-pidato resmi. Keuntungan cara
ini, teks bisa disusun atau dibuatkan oleh orang lain
4. Metode Ekstemporan
Pidato dilakukan dengan membuat persiapan secara garis besar. Selanjutnya
dikembangkan sendiri dengan menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
·
Syarat
Berpidato
1). orator memiliki keberanian/tampil di depan umum
2). oratoe memiliki ketenangan sikap di depan umum
3). orator mampu menggunakan bahasa yang baik dan benar
4). orator menguasai bahan pidato
5). orator berpenampilan menarik
6). orator mampu berinteraksi dengan pendengar
·
Tujuan
Berpidato
1). Menyampaikan informasi
2). mengajak pendengar(memberikan imbauan)
3). memberikan pendapat/pengetahuan kepada pedengar
4). memberikan hiburan
b. Diskusi
Secara
etimologis kata diskusi berasal dari bahasa Latin discussio, discussi, atau
discussum yang berarti memeriksa, memperbincangkan, dan membahas. Dalam bahasa
Inggris, discussion berarti perundingan atau pembicaraan, sedangkan dalam
bahasa Indonesia, sebagai istilah, diskusi berarti proses bertukar pikiran
antara dua orang atau lebih tentang suatu masalah untuk mencapai tujuan
tertentu.
Diskusi
merupakan salah satu bentuk kegiatan wicara. Dengan berdiskusi kita dapat
memperluas pengetahuan serta memperoleh banyak pengalaman – pengalaman.
Diskusi
adalah suatu pertukaran fikiran, gagasan, pendapat antara dua orang atau lebih
secara lisan dengan tujuan mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau
pendapat. Diskusi yang melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok.
Dalam diskusi kelompok dibutuhkan seorang pemimpin yang disebut ketua diskusi.
Tugas ketua diskusi adalah membuka dan menutup diskusi, membangkitkan inat
anggota untuk menyampaikan gagasan, menengahi anggota yang berdebat, serta
mengemukakan kesimpulan hasil diskusi.
·
Bentuk-bentuk Diskusi
1)
Diskusi Fak
Bentuk diskusi ini
bertujuan mengolah sustu bahan secara bersama-sama di bawah pimpinan seorang
ahli.
2) Diskusi
Podium
Diskusi podium adalah penjelasan
masalah oleh wakil dari berbagai kelompok dan pendapat dengan atau tanpa
plenum.
3) Forum
Diskusi
Forum diskusi adalah salah satu
bentuk dialog yang sering dipergunakan dalam bidang politik.
4) Diskusi
Kasualis
Diskusi kasualis adalah penelitian
bersama atas satu masalah/situasi konkret yang mengandung berbagai kemungkinan
jalan keluar untuk mencari jalan keluar yang tepat.
5) Diskusi
Panel
Diskusi panel adalah diskusi yang
dilakukan oleh sekelompok orang untuk membahas suatu topik yang menjadi
perhatian umum di depan penonton/pendengar.
Ada tiga bidang yang harus
diperhatikan dalam mempersiapkan diskusi, yaitu persiapan bahan, persiapan
personal, dan persiapan ruang.
Pemimpin diskusi harus bisa fleksibel dalam memainkan peranannya, sebab selain bertugas memimpin dan mengarahkan diskusi, dia alah rekan sederajat dari para peserta yang dapat menyumbangkan pikiran dan pendapat.
Pemimpin diskusi harus bisa fleksibel dalam memainkan peranannya, sebab selain bertugas memimpin dan mengarahkan diskusi, dia alah rekan sederajat dari para peserta yang dapat menyumbangkan pikiran dan pendapat.
·
Persiapan Diskusi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan
diskusi di antaranya:
ü Merumuskan
tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus.
ü Menentukan
jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai..
ü Menetapkan
masalah yang akan dibahas.
ü Mempersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya
ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti
moderator, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.
1)
Persiapan Bahan
meliputi pembatasan tujuan,
pembatasan pokok-pokok diskusi,dan penyiapan prosedur diskusi.
2) Persiapan
Personal
memastikan jumlah peserta diskusi
(diskusi ideal memiliki 8-12 anggota).
3) Persiapan
Ruang
meliputi aspek estetis,fungsi,dan
cara duduk
·
Pemimpin Diskusi
Pemimpin diskusi harus bisa fleksibel
dalam memainkan peranannya, sebab selain bertugas memimpin dan mengarahkan
diskusi, dia alah rekan sederajat dari para peserta yang dapat menyumbangkan
pikiran dan pendapat.
Berikut ini adalah tugas atau
kewenangan yang dimiliki oleh pemimpin diskusi:
1) Membuka
diskusi
2) Menjelaskan
tata tertib diskusi
3) Mengemukakan
masalah yang akan didiskusikan
4) Mengarahkan
dan mengendalikan jalannya diskusi
5) Menampung
gagasan yang dikemukakan peserta diskusi
6) Menyimpulkan / merumuskan hasil diskusi
7) Membacakan
hasil perumusan simpulan diskusi
8) Menutup
diskusi
·
Peserta Diskusi
Seorang peserta diskusi hendaknya
mempersiapkan diri dengan teliti, menghindari sikap agresif, dan dalam
mengungkapkan pikiran/pendapat hendaknya sesuai dengan tema pembicaraan.
c. Menyampaiakan Pengumuman
Menyampaikan
pengumuman yaitu menyampaikan sesuatu hal yang perlu diketahui oleh khalayak
ramai.
d. Menyampaikan Argumentasi
Salah
satu proses komunikasi untuk menyampaikan dan mempertahankan argumentasi adalah
debat. Dalam debat peserta terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok A sebagai
kelompok yang menyetujui masalah, dan kelompok B sebagai kelompok yang tidak
menyetujui masalah. Setiap kelompok yang berdebat akan mengajukan argumentasi
dengan memberikan alasan tertentu agar pihak lawan atau peserta menjadi yakin
dan berpihak serta setuju terhadap pendapat-pendapatnya (Laksono, via Mulyati,
2008:3.6).
e. Bercerita
Dalam bercerita, hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain penguasaan dan penghayatan cerita, penyelarasan dengan situasi dan
kondisi, pewmilihan dan penyusunan kalimat, pengekspresian yang alami, dan
keberanian. Selain itu menurut Nadeak (via Mulyati, 2008:3.7) mengemukakan
delapan belas hal yang berkaitan dengan bercerita, yaitu: memilih cerita yang
tepat, mengetahui cerita, merasakan cerita, menguasai kerangka cerita,
menyelaraskan dan menyarikan cerita, menyelaraskan den memperluas,
menyederhanakan cerita, menceritakan secara langsung, bercerita dengan tubuh
yang alamiah, menentukan tujuan, mengenali tujuan dan klimaks, memfungsikan
kata dan percakapan dalam cerita, melukiskan kejadian, menetapkan sudut
pandang, menciptakan suasana gerak, dan merangkai adegan.
f. Musyawarah
Musyawarah yaitu membicarakan sesuatu supaya
mencapai kata sepakat. Dalam musyawarah biasanya terdapat perbedaan pendapat,
oleh karena itu harus dipadukan. Bila tidak bisa dipadukan, maka diadakan
voting(pengambilan suara terbanyak). Inilah yang membedakan musyawarah dengan
diskusi.
g. Wawancara
Wawancara merup[akan salah satu keterampilan
berbicara yang digunakan sebagai metode pengumpulan bahan berita. Peksanaannya
bisa dilakukan secara langsung (tatap muka) atau secara tak langsung (melalui
telepon, internet, atau surat). Ada dua tahapan dalam melakukan wawancara, yaiu
tahap persiapan (penentuan topik pembicaraan,rumusan pertanyaan, dan penentuan
narasumber) dan tahap palaksanaan wawancara.
3. Teknik Pembelajaran Berbicara
Strategi belajar berbicara merujuk pada prinsip
stimulus-respons. Bila kedua variable tersebut dikuasai oleh pembicara, maka ia
dapat dikategorikan memiliki kemampuan berbicara. Tujuan keterampilan berbicara
akan mencakup pencapaian hal-hal berikut:
a. Kemudahan berbicara
b. Kejelasan
c. Bertanggung jawab
d. Membentuk pendengaran yang kritis
e. Membentuk kebiasaan
a. Kemudahan berbicara
b. Kejelasan
c. Bertanggung jawab
d. Membentuk pendengaran yang kritis
e. Membentuk kebiasaan
sumber:
Bahan Ajar
Mata Kuliah Bahasa Indonesia 3_Keterampilan Berbahasa Indonesia_FKIP PGSD
Universitas PGRI Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar