“Barangsiapa menginginkan sukses dunia hendaklah diraihnya dengan ilmu dan barangsiapa menghendaki sukses akherat hendaklah diraihnya dengan ilmu, barangsiapa ingin sukses dunia akherat hendaklah diraih dengan ilmu” ~Iman Syafi’i

Minggu, 24 November 2013

Keterampilan Berbicara


1. Hakikat Berbicara sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Peserta didik harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi peserta didik dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi.
Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, artinya suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain. Berbicara berarti mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif melalui lambang-lambang bunyi agar terjadi kegiatan komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Memang setiap orang dikodratkan untuk bisa berbicara atau berkomunikasi secara lisan, tetapi tidak semua memiliki keterampilan untuk berbicara secara baik dan benar. Oleh karena itu, pelajaran berbicara seharusnya mendapat perhatian dalam pengajaran keterampilan berbahasa di sekolah dasar.
Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan (Tarigan, 1983:14). Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik, dan linguistik.
Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan. Menurut Tarigan (1983:15) tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuan pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu (1) menghibur, (2) menginformasikan, (3) menstimulasi, (4) meyakinkan, dan 5) menggerakkan.
Pentingnya keterampilan berbicara atau bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan oleh Supriyadi (2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu. Sedangkan, keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat pertanyaa-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan peserta didik berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain.
2. Ragam Berbicara
a.  Pidato
Pidato adalah kegiatan berbicara satu arah di depan umum untuk menyampaikan pikiran atau gagasan atau gambaran kepada pendengar yang disampaikan dalam situasi formal ataupun non formal melalui rangkaian kata yang tersusun sistematis dengan bahasa lisan sebagai media utama yang bertujuan memberi pamahaman atau informasi dengan rasa percaya diri untuk mempengaruhi pendengar agar mengikuti ajakan pembicara secara sukarela.
Pidato merupakan penampilan diri seseorang di hadapaan pendengar untuk menyampaikan isi hati atau buah pikiran dengan rangkaian kata-kata dengan harapan agar pendengar tergugah hati nuraninya dan tergerak pikirannya. Pidato merupakan bentuk wicara individual yang banyak ragamnya.
·         Manfaat Teks Pidato 
1) Kita dapat menyam,paikan gagasan dengan tertib/baik teratur dan lancar
2) kita dapat menyampaikan gagasan dengan bahasa yang baik dan benar, mudah   dipahami dan sesuai dengan kemampuan pendengar
3) kita dapat menghindari kekurangan/kealpaan
4) kita memiliki bukti autentik bila sewaktu-waktu diperlukan.
·         Petunjuk Menyusun Teks Pidato
1). Menentukan Tema
Tema adalah materi pidato yang harus dipilih sebelum membuat naskah pidato. Contoh tema : religius, lingkungan, masyarakat, sosial, pendidikan, dll..
 2). Menentukan Lama Pidato
Tentukan berapa lama waktumu untuk berpidato nanti. Banyak naskah harus sebanding  dengan lama pidatonya agar pada saat menyampaikan pidato nanti tidak molor (kelebihan)  atau malah terlalu cepat
 3). Susun Kerangka Pidato
Kerangka diurutkan sedemikian rupa
a.       Salam Pembuka
Salam pembuka berisi sapaan kepada yang hadir dalam acara tersebut dimulai dari  yang paling tinggi kedudukannya hingga yang paling rendah secara berurutan
b.      Pendahuluan
Pendahuluan berisi ucapan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa
c.       Isi Pokok
Isi pokok berisi dari inti pidato tersebut
d.      Simpulan
Simpulan berisi dari kesimpulan inti pidato tersebut
e.       Harapan- Harapan
Harapan-harapan berisi dampak positif yang diharapkan terjadi pada pendengar pidato  setelah mendengar pidato tersbut
f.       Penutup
Berisi ucapan terima kasih, meminta maaf, dan salam penutup
 4). Mengembangkan Kerangka
Pengembangan kerangka dilakukan dengan menguraikan pokok-pokok masalah kerangka karangan menjadi kalimat-kalimat ke paragraf-paragraf. Kembangkanlah sesuai  tema yang kamu tentukan
·         Membacakan Teks Pidato
1). masalah artikulasi harus benar-benar diperhatikan dan harus jelas karena dapat membantu makna kata dan makna bahasa.
2). masalah intonasi dan aksentuasi. intonasi jangan monoton
3). masalah pause(perhentian). jeda atau perhatian itu menandai tempat berhenti atau pengambilan napas, maka harus tepat jika tidak akan mengganggu makna
·         Metode Berpidato
Ada 4 metode yang lazim dipergunakan dalam berpidato, yaitu sebagai Berikut
1.      Metode Impromtu
Pidato dilakukan secara spontan tanpa persiapan sama sekali. Hanya yang dipandang mampu, ahli, atau berpengalaman yang biasanya diminta untuk menyampaikan dengan  metode ini
2.      Metode Menghafal
Pidato dilakukan dengan menghafalkan teks/naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kelemahan cara ini, orator harus banyak meluangkan waktu. Selain itu, orator menjadi kurang komunikatif dan tidak bisa fleksibel mengikuti perkernbangan situasi
3.      Metode Naskah
Pidato dilakukan dengan membacakan naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Biasanya dipergunakan untuk pidato-pidato resmi. Keuntungan cara ini, teks bisa disusun atau dibuatkan oleh orang lain
4.      Metode Ekstemporan
Pidato dilakukan dengan membuat persiapan secara garis besar. Selanjutnya dikembangkan sendiri dengan menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi yang  dihadapi.
·         Syarat Berpidato
1). orator memiliki keberanian/tampil di depan umum
2). oratoe memiliki ketenangan sikap di depan umum
3). orator mampu menggunakan bahasa yang baik dan benar
4). orator menguasai bahan pidato
5). orator berpenampilan menarik
6). orator mampu berinteraksi dengan pendengar
·         Tujuan Berpidato
1). Menyampaikan informasi
2). mengajak pendengar(memberikan imbauan)
3). memberikan pendapat/pengetahuan kepada pedengar
4). memberikan hiburan
b.  Diskusi
   Secara etimologis kata diskusi berasal dari bahasa Latin discussio, discussi, atau discussum yang berarti memeriksa, memperbincangkan, dan membahas. Dalam bahasa Inggris, discussion berarti perundingan atau pembicaraan, sedangkan dalam bahasa Indonesia, sebagai istilah, diskusi berarti proses bertukar pikiran antara dua orang atau lebih tentang suatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu.
   Diskusi merupakan salah satu bentuk kegiatan wicara. Dengan berdiskusi kita dapat memperluas pengetahuan serta memperoleh banyak pengalaman – pengalaman.
   Diskusi adalah suatu pertukaran fikiran, gagasan, pendapat antara dua orang atau lebih secara lisan dengan tujuan mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau pendapat. Diskusi yang melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok dibutuhkan seorang pemimpin yang disebut ketua diskusi. Tugas ketua diskusi adalah membuka dan menutup diskusi, membangkitkan inat anggota untuk menyampaikan gagasan, menengahi anggota yang berdebat, serta mengemukakan kesimpulan hasil diskusi.
·         Bentuk-bentuk Diskusi
1)      Diskusi Fak
Bentuk diskusi ini bertujuan mengolah sustu bahan secara bersama-sama di bawah pimpinan seorang ahli.
2)      Diskusi Podium
Diskusi podium adalah penjelasan masalah oleh wakil dari berbagai kelompok dan pendapat dengan atau tanpa plenum.
3)      Forum Diskusi
Forum diskusi adalah salah satu bentuk dialog yang sering dipergunakan dalam bidang politik.
4)      Diskusi Kasualis
Diskusi kasualis adalah penelitian bersama atas satu masalah/situasi konkret yang mengandung berbagai kemungkinan jalan keluar untuk mencari jalan keluar yang tepat.
5)      Diskusi Panel
Diskusi panel adalah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum di depan penonton/pendengar.
Ada tiga bidang yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan diskusi, yaitu persiapan bahan, persiapan personal, dan persiapan ruang.
Pemimpin diskusi harus bisa fleksibel dalam memainkan peranannya, sebab selain bertugas memimpin dan mengarahkan diskusi, dia alah rekan sederajat dari para peserta yang dapat menyumbangkan pikiran dan pendapat.
·         Persiapan Diskusi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:
ü  Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus.
ü  Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai..
ü  Menetapkan masalah yang akan dibahas.
ü  Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.
1)      Persiapan Bahan
meliputi pembatasan tujuan, pembatasan pokok-pokok diskusi,dan penyiapan prosedur diskusi.
2)      Persiapan Personal
memastikan jumlah peserta diskusi (diskusi ideal memiliki 8-12 anggota).
3)      Persiapan Ruang
meliputi aspek estetis,fungsi,dan cara duduk
·         Pemimpin Diskusi
Pemimpin diskusi harus bisa fleksibel dalam memainkan peranannya, sebab selain bertugas memimpin dan mengarahkan diskusi, dia alah rekan sederajat dari para peserta yang dapat menyumbangkan pikiran dan pendapat.
Berikut ini adalah tugas atau kewenangan yang dimiliki oleh pemimpin diskusi:
1)      Membuka diskusi
2)      Menjelaskan tata tertib diskusi
3)      Mengemukakan masalah yang akan didiskusikan
4)      Mengarahkan dan mengendalikan jalannya diskusi
5)      Menampung gagasan yang dikemukakan peserta diskusi
6)       Menyimpulkan / merumuskan hasil diskusi
7)      Membacakan hasil perumusan simpulan diskusi
8)      Menutup diskusi
·         Peserta Diskusi
Seorang peserta diskusi hendaknya mempersiapkan diri dengan teliti, menghindari sikap agresif, dan dalam mengungkapkan pikiran/pendapat hendaknya sesuai dengan tema pembicaraan.
c.     Menyampaiakan Pengumuman
Menyampaikan pengumuman yaitu menyampaikan sesuatu hal yang perlu diketahui oleh khalayak ramai.
d.    Menyampaikan Argumentasi
Salah satu proses komunikasi untuk menyampaikan dan mempertahankan argumentasi adalah debat. Dalam debat peserta terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok A sebagai kelompok yang menyetujui masalah, dan kelompok B sebagai kelompok yang tidak menyetujui masalah. Setiap kelompok yang berdebat akan mengajukan argumentasi dengan memberikan alasan tertentu agar pihak lawan atau peserta menjadi yakin dan berpihak serta setuju terhadap pendapat-pendapatnya (Laksono, via Mulyati, 2008:3.6).
e.     Bercerita
Dalam bercerita, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain penguasaan dan penghayatan cerita, penyelarasan dengan situasi dan kondisi, pewmilihan dan penyusunan kalimat, pengekspresian yang alami, dan keberanian. Selain itu menurut Nadeak (via Mulyati, 2008:3.7) mengemukakan delapan belas hal yang berkaitan dengan bercerita, yaitu: memilih cerita yang tepat, mengetahui cerita, merasakan cerita, menguasai kerangka cerita, menyelaraskan dan menyarikan cerita, menyelaraskan den memperluas, menyederhanakan cerita, menceritakan secara langsung, bercerita dengan tubuh yang alamiah, menentukan tujuan, mengenali tujuan dan klimaks, memfungsikan kata dan percakapan dalam cerita, melukiskan kejadian, menetapkan sudut pandang, menciptakan suasana gerak, dan merangkai adegan.
f.     Musyawarah
Musyawarah yaitu membicarakan sesuatu supaya mencapai kata sepakat. Dalam musyawarah biasanya terdapat perbedaan pendapat, oleh karena itu harus dipadukan. Bila tidak bisa dipadukan, maka diadakan voting(pengambilan suara terbanyak). Inilah yang membedakan musyawarah dengan diskusi.
g.    Wawancara
Wawancara merup[akan salah satu keterampilan berbicara yang digunakan sebagai metode pengumpulan bahan berita. Peksanaannya bisa dilakukan secara langsung (tatap muka) atau secara tak langsung (melalui telepon, internet, atau surat). Ada dua tahapan dalam melakukan wawancara, yaiu tahap persiapan (penentuan topik pembicaraan,rumusan pertanyaan, dan penentuan narasumber) dan tahap palaksanaan wawancara.
3.  Teknik Pembelajaran Berbicara
Strategi belajar berbicara merujuk pada prinsip stimulus-respons. Bila kedua variable tersebut dikuasai oleh pembicara, maka ia dapat dikategorikan memiliki kemampuan berbicara. Tujuan keterampilan berbicara akan mencakup pencapaian hal-hal berikut:
a. Kemudahan berbicara
b. Kejelasan
c. Bertanggung jawab
d. Membentuk pendengaran yang kritis
e. Membentuk kebiasaan


sumber:
Bahan Ajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia 3_Keterampilan Berbahasa Indonesia_FKIP PGSD Universitas PGRI Yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar