Kemampuan anak dalam membaca
dipengaruhi oleh banyak faktor: metode pengajaran yang digunakan oleh guru,
kualitas buku-buku yang digunakan, minat baca orang tua, serta kesiapan fisik
dan mental (emosional) anak itu sendiri. Beberapa di antara faktor-faktor di
atas berada di luar kendali orang tua, tetapi faktor-faktor lainnya ada di
tangan mereka. Namun, apa pun penyebab kesukaran anak dalam membaca, para orang
tua dapat berbuat banyak untuk membantu mereka mengatasinya.
Sebelum berusaha untuk memecahkan
masalahnya, Anda perlu mengetahui duduk perkaranya dengan jelas. Anda harus
mengetahui perbedaan antara apa yang disebut kesulitan membaca yang serius dan
masalah yang sementara sifatnya.
Seorang anak yang lebih lambat dari
anak-anak lain yang sebaya dalam proses pembelajaran membaca, tidaklah selalu
berarti memunyai masalah serius dalam bidang ini. Tingkat perkembangan
masing-masing anak dalam keterampilan membaca berbeda satu dengan lainnya.
Beberapa anak mulai dapat membaca pada usia dini dan mengalami kemajuan yang
pesat. Anak-anak lain baru dapat membaca pada usia yang lebih besar dan
kemajuannya lambat. Kemampuan rata-rata dalam pembelajaran membaca ada di
antara kedua ekstrim di atas.
Perbedaan tingkat perkembangan dalam
kemampuan anak membaca tidak berkaitan dengan tingkat kecerdasan
("pandai" atau "bodoh") anak tersebut. Seorang anak yang
dapat membaca sejak usia dini bukanlah berarti bahwa ia lebih pandai membaca
dari mereka yang belajar membaca pada usia yang lebih besar, dan anak yang
mulai membaca pada usia lebih besar tidaklah berarti bahwa ia memunyai masalah
dalam pembelajaran membaca. Anak-anak memang belajar membaca pada tingkatan usia
yang berbeda-beda, sama halnya dengan ketika mereka belajar berbicara atau
berjalan.
Sebelum kita mencoba memahami
tahapan perkembangan dalam pembelajaran membaca, perlu kita kenali lebih dahulu
bagaimana proses membaca itu sendiri terjadi.
Membaca melibatkan
serangkaian proses mental yang kompleks dan proses ini ditentukan oleh
kematangan perkembangan struktur bagian otak tertentu:
- Pengenalan kata-kata.
- Proses "decoding" - kemampuan membaca huruf-huruf yang memunyai bunyi bermakna.
- Artikulasi bunyi - kemampuan membedakan berbagai bunyi dari huruf vokal tertentu (misalnya kata "makan" ada dua bunyi yang berbeda untuk vokal "a").
- Analisis sekuensial - menelusuri rangkaian huruf-huruf dan bunyi-bunyi yang ditimbulkannya.
- Persepsi (pengertian) mengenai berbagai konsep dan gagasan.
Setiap proses di atas merupakan
fungsi neurofisiologis yang kompleks. Namun untuk menguasai proses membaca,
anak tidak dapat hanya menguasai satu atau beberapa di antara kelima fungsi di
atas, mereka juga harus menguasai kelima hal tersebut secara simultan
(bersamaan).
Seorang anak yang perkembangannya
normal (tidak mengalami gangguan fungsi otak atau fisik lainnya),
keterampilannya dalam membaca meningkat secara bertahap namun terus-menerus. Di
kelas satu SD mereka belajar bahwa lambang-lambang yang tertulis (huruf-huruf)
memunyai arti tertentu, dan mereka menghimpun kosa kata sederhana dalam jumlah
terbatas. Pada akhir tahun pertama ini, anak-anak rata-rata mampu mengenali
sejumlah kata yang umum dan dapat memahami kata-kata yang masih asing baginya
dengan cara mengeja dan menduganya berdasarkan konteks bacaan. Anak dapat
membaca bacaan sederhana baik lisan maupun dalam hati.
Pada akhir kelas tiga SD, anak-anak
dapat mengenali banyak kata-kata. Mereka dapat memahami apa yang mereka baca,
kemampuan membaca dalam hati lebih cepat daripada membaca dengan bersuara, dan
mereka bersikap positif terhadap kegiatan membaca. Sejalan dengan kemajuan
belajar mereka di kelas empat, lima dan enam SD, perbendaharaan dan pengenalan
kata-kata juga meningkat, demikian pula kemampuan komprehensif (kemampuan untuk
memahami isi teks bacaan) serta keterampilan belajar dalam bidang-bidang
lainnya.
Kesulitan dalam membaca timbul bila
ada faktor-faktor dari anak itu sendiri, dari lingkungannya -- atau
kedua-duanya -- yang menghambat perkembangan normal dalam keterampilan membaca.
Seorang anak yang lambat perkembangannya, tetapi terus-menerus mengalami
kemajuan, mungkin tidak mengalami kesulitan serius dalam membaca. Tanda-tanda
adanya kesulitan membaca antara lain ialah:
- anak umumnya berprestasi rendah di sekolah dalam membaca dan mata pelajaran lainnya,
- menunjukkan perasan tidak suka terhadap pelajaran membaca, dan
- gelisah serta tegang bila membaca.
Bila putra-putri Anda menunjukkan
gejala-gejala di atas, tidaklah berguna untuk menyalahkan diri Anda atau mereka
dengan sebutan "bodoh", "kurang menyimak di kelas", atau
"malas". Sebaliknya, banyak kemajuan dapat dicapai bila Anda bekerja
sama dengan anak Anda untuk mengatasi kesulitan ini.
Biasanya kesulitan membaca memunyai
lebih dari satu penyebab, sehingga pemecahannya pun dapat dilakukan melalui
berbagai pendekatan. Banyak faktor yang memungkinkan timbulnya masalah-masalah
dalam membaca: cara pengajaran yang kurang tepat, usia anak belum mencukupi,
masalah-masalah penyesuaian diri dengan lingkungan, hambatan/cacat fisik, dan
bahkan adanya tuntutan berlebihan untuk mencapai prestasi tinggi dari orang tua
maupun guru kelas.
Anak-anak dengan kesulitan membaca dapat
dijumpai pada hampir setiap tingkatan kemampuan intelektual. Kesulitan membaca
biasanya disertai dengan masalah punyesuaian diri dan keadaan sosial.
Kadang-kadang penyebab utamanya adalah masalah-masalah pribadi (emosional),
tetapi lebih sering masalah pribadi itu justru timbul karena anak gagal dalam
proses pembelajaran membaca. Untuk sebagian besar murid SD, gangguan emosional
tersebut biasanya menghilang ketika mereka berhasil membaca dengan lebih baik.
Untuk menolong anak-anak yang
mengalami kesulitan membaca, hal terpenting yang dapat Anda lakukan ialah
membacakan cerita-cerita dengan suara keras. Hal ini penting khususnya pada
usia prasekolah, tetapi orang tua harus melanjutkan kebiasan ini selama usia
sekolah. Manfaat terbesar diperoleh melalui cara ini bila orang tua menjelaskan
arti kata-kata yang tidak dipahami oleh anak dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan cerita yang mendorong anak untuk
berpikir. Pertanyaan-pertanyaan yang mendalam menuntut anak untuk menggunakan
daya ingatnya dan memikirkan pengalaman-pengalaman mereka. Anak-anak juga perlu
dituntun untuk menceritakan kembali isi cerita dan mendiskusikan tokoh-tokoh
favorit mereka dan peristiwa-peristiwa tertentu yang menarik mereka. Adalah
baik jika seorang ayah juga membaca bersama anak-anak atau membacakan sesuatu
untuk mereka dan menjadi teladan (model) pria dalam hal minat baca.
Suatu kegiatan lain yang cukup
efektif untuk menolong anak dalam mengatasi kesulitan membaca ialah menggunakan
rekaman cerita/dongeng. Apabila kaset/pita rekaman cerita semacam ini sukar
diperoleh di toko-toko buku terdekat, Anda dapat juga membuat rekaman cerita
sendiri. Doronglah anak Anda untuk mendengarkan rekaman cerita tersebut sambil
mengikuti jalan ceritanya dalam buku. Bila Anda membuat rekaman sendiri,
pastikan bahwa Anda membaca lambat-lambat dan dalam ungkapan-ungkapan yang
bermakna. Berikan cukup waktu untuk anak membuka halaman buku, dan tunjukkanlah
kepadanva informasi-informasi yang penting melalui gambar-gambar dan grafik atau
peta.
Berikanlah buku sebagai hadiah pada
kesempatan-kesempatan yang tepat. Pilihlah cerita-cerita yang dapat membantu
anak-anak untuk menghadapi masalah mereka, dengan mengidentifikasikan mereka
dengan salah satu tokoh Yang berada dalam situasi serupa atau pilihlah
buku-buku nonfiksi yang membahas bidang-bidang ilmu pengetahuan yang diminati
oleh anak Anda.
Doronglah anak Anda untuk
memanfaatkan buku sebagai cara untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
mereka. Jadikan diri Anda sendiri sebagai teladan dalam kegemaran membaca dan
sediakan waktu sebanyak mungkin untuk membacakan buku-buku kepada anak-anak
Anda. Berikan pujian bila mereka aktif membaca. Bila kebiasaan membaca
merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dalam keluarga Anda, anak akan merasakannya
juga, dan meniru kesukaan tersebut.
Sumber:
"Helping A Child with Reading Problems" dalam Parents and Children
(Wheaton, IL: Victor Books, 1987).
http://www.sabda.org/gubuk/bila_anak_sulit_membaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar