“Barangsiapa menginginkan sukses dunia hendaklah diraihnya dengan ilmu dan barangsiapa menghendaki sukses akherat hendaklah diraihnya dengan ilmu, barangsiapa ingin sukses dunia akherat hendaklah diraih dengan ilmu” ~Iman Syafi’i

Senin, 18 November 2013

HAKIKAT KETERAMPILAN BERBAHASA

            A. Pengertian Keterampilan Berbahasa
     Keterampilan berbahasa merupakan suatu keterampilan yang menjadi dasar-dasar kemampuan berbahasa yang baik dan benar seseorang yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Selain itu, keterampilan berbahasa juga merupakan salah satu unsur penting yang menentukan kesuksesan seseorang dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.
oleh: Ani Solikhah/A2-12

B. Manfaat Keterampilan Berbahasa 
         Dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan, dan fakta yang disampaikan oleh orang kepada kita.
         Jangankan tidak memiliki kemampuan, seperti yang dikemukakan di atas, kitapun akan mengalami apabila keterampilan berbahasa yang kita miliki tergolong rendah. Sebagai guru, kita akan mengalami kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran kepada para siswa bila keterampilan berbicara yang kita miliki tidak memadai atau dipihak lain para siswa akan mengalami kesulitan menangkat pelajaran yang kita sampaikan secara lisan karena keterampilan berbicara yang kta miliki tidak memadai atau karena kemampuan siswa rendah dalam mendengarkan. Begitu juga pengetahuan dan kebudayaan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya apabila kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang disampaikan para pakar apabila kita tidak memiliki keterampilan membaca yang memadai.
        Banyak contoh lain yang menunjukkan betapa pentingnya keterampilan berbahasa dalam kehidupan. Bagi seorang menajer misalnya, keterampilan berbicara memegang peran penting. Ia hanya bisa mengelola karyawan di departemen atau organisasi yang dipimpinnya apabila ia memilki keterampilan berbicara. Kepemimpinannya akan berhasil bila didukung pula oleh keterampilan mendengarkan, membaca, dan juga menulis yang berkaitan dengan profesinya. Sebaliknya, jabatan sebagai seorang manajer tidak akan pernah dapat diraih apabila yang bersangkutan tidak dapat meyakinkan otoritas yang berkaitan melalui keterampilannya berbicara dan menulis.
       Profesi-profesi di bidang hubungan masyarakat, pemasaran/penjualan, politik, hokum (jaksa, hakim, pengacara) adalah contih-contoh bidang pekerjaan yang mensyaratkan dimilikinya keterampilan berbahsam baik berbicara, menyimak, menulis, dan membaca.

C. Aspek Keterampilan Berbahasa
    Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa, yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Table berikut ini menyajikan jenis keterampilan tersebut.
Empat jenis Keterampilan berbahasa
Lisan
Tulisan
Reseptif
Mendengarkan
Membaca
Produktif
Berbicara
Menulis
1. Keterampilan Menyimak
   Mendengarkan adalah keterampialn memahami bahasa lisan yang bersifat reseptif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama(bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemmerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua.
    Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi mendengarkan secara non interaktif. Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan jenis ini kita secara bergantuan melakukan aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelsan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah atau mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan nonietraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelsanan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
    Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
1). Menyimpan/mengingat unsure bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory)
2). Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target,
3). Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata,
4). Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar,
5). Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns)
6). Mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasi topic dan gagasan;
7). Menebak makna dari konteks,
8). Mengenal kelas-kelas kata,
9). Menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis,
10). Mengenal perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices)
11).Mendeteksi unsure-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsure-unsur lainnya.
2. Keterampilan Berbicara
    Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbcara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
    Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat;
1). Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar daoat membedakannya;
2). Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara,
3). Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat
4). Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar;
5). Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar
6). Berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama
7). Berupaya agar wacana berpautan secara serasi sehingga pendengar mudah mengikuti pembicara
3. Keterampilan Membaca
    Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan memabaca dapat dikemangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, serinkali keterampilan membaca dikembnagkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah;
1). Mengenal system tulisan yang digunakan,
2).Mengenal kosakatar,
3). Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topic dan gagasan utama,
4). Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis,
5). Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya
6). Menentukan konstituen-konstiteun dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan preposisi,
7). Mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis,
8). Merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan dan partisipasi,
9). Menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan-kesimpulan
10). Menggunakan pengetahun dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk memahami topic utama atau informasi utama
11). Membedakan ide utama dan detail-detail disajikan,
12). Menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi secara mendalam
4. Keterampilan Menulis
    Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
    Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis, di mana penulis perlu untuk;
1). Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan,
2). Memilih kata yang tepat,
3). Menggunakan bentuk kata dengan benar,
4). Mengurutkan kata-kata dengan benar
5). Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca,
6). Memilih genre tulisan yang tepat sesuai dengan pembaca yang dituju,
7). Mengupayakan ide-ide atau informasi utama didukung secara jelas ole hide-ide atau informasi tambahan,
8). Menguapayakan, terciptanya paragraph, dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan,
9). Membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui dan penting untuk ditulis.

Sumber:http://pelangi-iffah.blogspot.com/2011/04/pengertian-dan-manfaat-keterampilan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar