“Barangsiapa menginginkan sukses dunia hendaklah diraihnya dengan ilmu dan barangsiapa menghendaki sukses akherat hendaklah diraihnya dengan ilmu, barangsiapa ingin sukses dunia akherat hendaklah diraih dengan ilmu” ~Iman Syafi’i

Selasa, 31 Desember 2013

Strategi Mengajar Meningkatkan Minat Baca



Suatu proses pembelajaran yang menarik dapat memberikan efek akibat terhadap para siswa. Efek yang ditimbulkan setidaknya banyak dipengaruhi oleh strategi pengajaran yang digunakan.     Dimana kompetensi guru harus memiliki kemampuan dan ketepatan dalam merancang strategi pembelajaran dalam memoles siswa-siswanya.     Seorang guru yang baik akan merancang dan menyiasati rencana pengajarannya sebelum mengajar.     Dengan tujuan agar sang anak didik mampu dengan mudah memahami serta menyerap pengetahuan yang diajarkan oleh guru dan membangkitkan minat dan semangat belajar para siswa.
Strategi mengajar dapat dikatakan berhasil bila guru dapat menciptakan momen spesial siswa.     Hal ini seperti diungkapakn oleh Munif Chatib dan Alamsyah Said dalam bukunya “Sekolah anak-anak juara berbasis kecerdasan jamak dan pendidikan berkeadilan”.    Special moment atau momen spesial siswa  adalah waktu-waktu khusus ketika siswa mengalami lompatan kemauan dalam interaksi belajar-mengajar.    Lompatan kemauan dapat berupa kemampuan dan keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas atau keberhasilan siswa mengubah perilaku dan akhlak buruknya menjadi lebih baik.
Salah satu tantangan guru dalam menciptakan momen spesial siswa adalah membangkitkan minat siswa untuk gemar membaca. Perkembangan dan minat baca para siswa saat ini sangat memprihatinkan.    Rendahnya minat baca pada siswa menjadikan kebiasaan membaca yang rendah.    Padahal minat membaca merupakan sumber motivasi kuat bagi siswa agar ingin membaca.    Kedudukan minat dalam membaca menduduki peringkat teratas, karena tanpa minat seseorang akan sulit melakukan kegiatan membaca.   Bila siswa sudah mempunyai minat membaca, mereka akan mewujudkan keinginannya dengan berusaha mencari bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri
Peranan guru dalam meningkatkan minat baca siswa adalah sebagai creator, motivator, dinamisator, supervisor, counselor dan evaluator.    Menjadi creator karena seorang guru harus lebih kreatif untuk merangsang minat baca para siswanya.   Kreativitas dalam diri seorang guru terbentang dari kreatif dalam mengajar.   Guru yang kreatif terkadang malah tidak merasa dirinya ‘kreatif’ yang ada ia dalam keseharian selalu merasa ‘haus’ untuk memberikan strategi mengajar yang terbaik.   Cara terbaik merasakan diri kreativitas dalam diri seorang guru adalah jika siswa senang dan fokus saat seorang guru sedang mengajar.    Ciri lainnya siswa katakan “yaaaa…” saat guru mengakhiri pembelajaran.    Ini menandakan bahwa sebenarnya mereka masih enjoy belajar.   Kreatif membutuhkan antusiasme dan guru menempatkan diri dalam diri siswa.
Menjadi motivator karena guru harus menjadi seseorang yang selalu mendorong dan memotivasi anak untuk mewujudkan minat baca yang tinggi.    Sebagai dinamisator karena guru mengatur dan mengelola semua kegiatan membaca anak dengan mendinamiskan seluruh bacaan yang ada.    Sebagai supervisor karena guru mengawasi proses membaca anak, baik dalam jarak dekat maupun jarak jauh agar anak selalu merasa ada yang mengawasinya.   Sedangkan sebagai counselor karena guru memberikan petunjuk-petunjuk untuk menciptakan suasana psikologis yang kondusif demi terwujudnya jiwa, semangat dan motivasi dalam membaca yang optimal. Guru juga sebagai evaluator karena guru memberikan respon terhadap seluruh kegiatan membaca anak dan menilai hasil bacaan anak dengan memberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil pemahaman terhadap yang dibacanya.
Bila siswa ingin mencintai buku maka mereka harus terbiasa berinteraksi dengan buku.    Salah satu contohnya seperti yang diterapkan di St Peter’s Catholic Primary School Rochedale Brisbane, queensland, Australia.   Setiap seminggu sekali para siswanya mempunyai tugas show and tell.   Mereka akan bercerita selama 15 menit di depan kelas.   Ceritanya boleh tentang apa saja.    Siswa dapat bercerita tentang pengalamannya atau dari buku yang mereka baca.    Lalu setiap minggu juga ada jadwal berkunjung ke perpustakaan.   Setiap siswa wajib meminjam buku.   Bukunya wajib dibaca karena guru akan menanyakan isi buku tersebut.
Tugas serupa juga diterapkan oleh salah seorang guru bahasa Indonesia kelas 2 Dahan SD Alam dan Sains Al-Jannah, Jakarta.  Siswanya begitu rajin, rutin, bersemangat dan ramai berkunjung ke perpustakaan sekolah.    Sang ibu guru memberikan tugas, dimana anak harus membaca buku untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.    Kemampuan dan ketepatan sang guru dalam merancang strategi pembelajaran membuat para siswanya senang belajar dan membaca.    Prosedur aktivitas belajar yang diperinci secara jelas dalam bentuk urutan-urutan kegiatan telah menghasilkan akibat.   Yakni para siswa senang berkunjung ke perpustakaan.    Satu hal yang perlu dipahami adalah sangat sulit, atau hampir tidak mungkin mengajak siswa rajin ke perpustakaan bila sang guru hanya melakukan strategi pembelajaran dengan metode ceramah.
Begitu besar peran seorang guru dalam membangkitkan minat baca siswa.   Guru harus membuat rencana strategi pengajaran yang tepat sehingga tujuannya dapat tercapai.    Karena membiasakan siswa membaca merupakan hal positif, dimana mereka dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam berbagai hal.
Referensi :
Chatib, Munif dan Alamsyah Said. Sekolah anak-anak juara : berbasis kecerdasan jamak dan pendidikan berkeadilan. Bandung : Kaifa, 2012.
Majalah Bobo, 19 April 2012. “Mengintip SD di luar negeri”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar